Menerapkan Keteladanan Hidup

Pada bahasan bab-bab teori penulis telah mengemukakan beberapa bentuk keteladanan yang mempengaruhi perilaku anak. Bentuk-bentuk keteladanan itu dapat diterapkan oleh orangtua sehingga mempengaruhi anak terhadap godaan-godaan kejahatan yang marak terjadi pada anak. Beberapa bentuk keteladanan orantua bila diterapkankan maka diharapkan dapat menolong anak dalam pembentukan perilaku positif. Dengan kata lain bila orangtua menerapkan keteladanan hidup maka anak-anak tertolong dari pengaruh kejahatan.

Orangtua hendaknya menerapkan keteladanan dalam keluarga. Dalam berbagai pernyataan telah dikemukakan bahwa pada intinya ada kekuatan pengaruh keteladanan orangtua pada pembentukan kepribadian anak. Bila orangtua ingin agar anaknya tetap berperilaku positif atau yang sudah terlibat dalam kejahatan agar kembali kepada perilaku yang baik maka orangtua segera hidup dalam keteladanan. Masyarakat bertanggung jawab atas perilaku anak supaya baik, negara juga demikian. Gereja pun menginginkan agar anak berperilaku baik, tetapi orangtua memiliki pengaruh yang kuat untuk anak. Oleh karena itu implikasi pembahasan keteladanan orangtua bagi hubungan orangtua dan anak dapat diterapkan beberapa keteladanan. Artinya masih banyak bentuk-bentuk keteladanan yang perlu diterapkan orangtua dalam keluarga Kristen demi mempengaruhi anaknya pada pembentukan kepribadian yang baik. Beberapa implikasi bentuk keteladanan dapat diimplikasikan sebagai berikut.

1. Pemenuhan kebutuhan anak dari aspek materi. Kemampuan orangtua berbeda dalam hal materi tetapi setiap orangtua memiliki kewajiban yang sama yaitu bekerja sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil demi memenuhi kebutuhan jasmani anak. Sering anak menjadi nakal karena kebutuhan jasmani tidak terpenuhi kemudian berusaha mewujudkan kekecewaan tersebut dalam perilaku negatif. Pilih kasih dalam pemenuhan kebutuhan anak juga harus dihindari semaksimalnya karena aspek ini pun menjadi salah satu sebab anak terlibat dalam kejahatan.

2. Orangtua mengimplikasikan perannya sebagai motivator dan komunikator dalam keluarga. Anak membutuhkan dorongan dalam menjalani kehidupan nyata maka anak membutuhkan seorang motivator. Motivator pertama dan utama dalam keluarga adalah orangtuanya. Dengan demikian implikasi hubungan orangtua dan anak dalam mengantisipasi perilaku anak adalah kesediaan orangtua menerapkan dirinya sebagai motivator-motivator bagi anak-anaknya di dalam keluarga. Anak pasti akan mendapat motivator di luar keluarga, tetapi dalam keluarga, anak sudah memiliki motivator yang siap memberi dorongan-dorongan yang berpengaruh bagi kepribadian anak. Motivasi dari orangtua kepada anak dapat berupa nasihat atau pemberian hadiah kepada anak ketika anak berhasil dalam suatu perjuangan. Hadiah tersebut tidak harus berupa materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian ketika anak melakukan suatu kegiatan atau sebelum memulai suatu kegiatan. Kata-kata pujian yang tulus dari orangtua akan memberi pengaruh yang kuat bagi anak dalam aktivitasnya. Bila orangtua menerapkan keteladanan dalam hal motivator bagi anak maka anak memiliki tokoh idola dalam dirinya, dan idola ini tentu menyenangkan anak dalam kehidupannya.

3. Keteladanan rohani. Hubungan orangtua dan anak dalam kaitan dengan implikasi pembahasan isi skripsi Bab II dan III adalah bahwa orangtua mengimplikasikan keteladanan rohani dalam keluarga. Kehidupan anak tidak hanya terdiri atas jasmani, tetapi rohani juga. Kedua suasana kehidupan ini harus terjaga secara baik dengan cara orangtua menerapkan keteladanan, khususnya keteladanan dalam kehidupan rohani. Doa bersama pada waktu sebelum tidur dan sesudah bangun tidur, membaca Alkitab dan menerangkannya dengan pimpinan Roh Kudus. Dikatakan demikian karena Roh Kuduslah yang membuat isi Alkitab dapat dimengerti oleh orang percaya.

Isi kehidupan rohani dalam keluarga adalah Alkitab. Maka keteladanan dalam kehidupan rohani yang perlu diterapkan dalam hubungan orangtua dan anak adalah hiduplah sesuai dengan ajaran kitab suci (Alkitab), sambil memohon pimpinan Roh Kudus agar segala kebenaran dalam Alkitab dapat dilakukan secara baik dalam kehidupan orangtua sehingga berpengaruh bagi kepribadian anak.

Ada banyak tawaran lingkungan kepada anak untuk tergoda melakukan kejahatan namun bila orangtua menerapkan keteladanan dalam kehidupan rohani yang berpusatkan pada Kristus seraya memohon pimpinan Roh Kudus maka niscaya semua dapat berlangsung secara baik dalam pimpinan Tuhan. Dan dengan demikian anak pun terjaga dari godaan-godaan kejahatan.

4. Hubungan orangtua dan anak juga ditandai dengan implikasi menjadi orangtua yang inspiratif dalam merancang masa depan anak. Memang tidak semua orangtua memiliki kemampuan dalam merancang masa depan anak, tetapi apa pun kemampuan yang ada pada orangtua, masa depan anak harus direncanakan. Memang benar bahwa di tangan Tuhanlah masa depan anak, orangtua hanya berencana. Setiap anak yang masa depannya dirancang secara baik akan menjadi pribadi-pribadi yang baik pula. Sering anak menjadi nakal karena masa depannya tidak direncanakan secara baik oleh orangtua. Orangtua yang merancang masa depan anak pasti menyediakan apa yang dibutuhkan oleh anak dalam mewujudkan perencanaan tersebut. Dengan bersandar kepada Tuhan sambil berusaha dengan segala kemampuan yang Tuhan beri maka pasti anak memiliki masa depan yang baik sehingga anak tertolong pula dalam perilaku yang memuliakan Tuhan atau anak terhindar dari melakukan kejahatan. Orangtua akan merencanakan masa depan anaknya dengan memasukkan anak ke TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi yang dikehendaki orangtua. Ada pula orangtua yang merencanakan masa depan anak menjadi seorang pendeta dengan memasukan anak ke Perguruan Tinggi Teologi dan lain-lain. Intinya orangtua dapat mengimplikasikan keteladanan dalam hal perencanaan masa depan bagi anak sehinga anak tertolong untuk tidak terlibat dalam kejahatan. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam implikasi hubungan orangtua dan anak tentang keteladanan orangtua sebagai perencana masa depan anak adalah kemampuan orangtua, yaitu kemampuan biaya dan lain-lain.

5. Hubungan orang tua dan anak juga berhubungan dengan kemampuan dalam mengambil keputusan, disiplin dan aspek-aspek yang terkait. Orangtua harus menerapkan keputusan yang tepat karena keputusan yang tepat akan mempengaruhi kehidupan anak.

Pada bab sebelumnya penulis telah mengetengahkan bahwa pada dasarnya aktivitas manusia dalam keseluruhan hidupnya merupakan rangkaian pengambilan keputusan yang berkesinambungan. Di sini jelas bahwa tidak ada kegiatan manusia, khususnya orangtua tanpa tidak ada pengambilan keputusan.

Jadi, setiap orangtua dapat mengimplikasikan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pembentukan perilaku anak. Berbagai keputusan yang diambil orangtua terhadap anak harus dilakukan secara baik dengan jalan mendoakan, memohon pimpinan Tuhan melalui karya Roh Kudus agar setiap pengambilan keputusan terhadap anak dapat menolong anak mewujudkan perilaku yang baik sesuai dengan kehendak Tuhan, keluarga, dan masyarakat.

Implikasi tentang keteladanan pengambilan keputusan yang akan diterapkan oleh orangtua dalam praktiknya harus melibatkan seluruh anggota keluarga. Anak-anak harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan Keteladanan orangtua yang mempengaruhi perilaku anak juga erat berhubungan dengan disiplin yang diberikan orangtua. Melalui disiplin, perilaku seorang anak akan lebih serasi dan seimbang dengan tuntutan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya kualitas hidup yang lebih bermakna. Penegakan disiplin yang akan diterapkan oleh orangtua biasanya mempengaruhi perkembangan psikologi anak. Maksudnya disiplin yang baik dari orangtua akan membentuk kepribadian anak secara baik, sebaliknya disiplin yang kurang atau berlebihan akan membentuk perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan berbagai pihak.

6. Orangtua dapat mengimplikasikan keteladanan dalam merawat, mendidik, dan berdoa. Keteladanan pada sub bahasan ini sedikit banyak berhubungan dengan seorang ibu dalam keluarga. Seorang ibu memilki keteladan dalam beberapa hal yang berbeda dengan keteladanan seorang ayah. Seorang ibu adalah seorang wanita yang telah mengandung dan melahirkan anak. Seorang ibu dalam keluarga memilki keteladanan dalam tugas, peran, dan tanggung jawab untuk mewujudkan fungsi-fungsi keibuan seperti merawat, mengasuh, dan mendidik dalam mengembangkan kepribadian, baik yang berlangsung di keluarga maupun di luar keluarga.

Dalam bab sebelumnya telah dikatakan bahwa anak-anak yang nakal dapat berubah ke kehidupan yang baik karena ada ibu yang senantiasa mendoakan anak-anaknya. Dalam implikasi bab ini, orangtua hendaknya tidak henti-hentinya mendoakan anak-anaknya. Anak yang nakal bila didoakan dengan setia oleh orangtua mustahil tambah nakal, tetapi anak akan menjadi berubah perilaku hidupnya.

Bagian terakhir menegaskan bahwa keteladan ibu pada anak juga ditampilkan melalui kesetiaan dalam doa terhadap anak-anaknya. Berbagai syair lagu-lagu Kristen mengungkapkan pengalaman ini, misalnya syair lagu: Di doa ibu kudengar namaku disebut”. Seorang ibu yang setia berdoa untuk anak-anaknya, pasti anak-anaknya di ubah oleh Tuhan menjadi anak-anak yang berperilaku baik.

Jadi, hubungan orangtua dan anak sebagai bagian dari implikasi uraian bab sebelumnya adalah bahwa orangtua, khususnya seorang ibu dapat menerapakan keteladanan yang berkait erat dengan fungsi seorang ibu, secara khusus kesetiaan mendoakan anak-anaknya.

Salam

Facebook Comment

[facebook]