Psikologi pendidikan: pengertian tempramen

Pengertian Temperamen

Setiap orang memiliki tempramen yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh, khas dan memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat ini merupakan ciri-ciri perilaku setiap orang atau perbuatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri seseorang seperti pembawaan, minat, konstitusi tubuh dan cenderung bersifat atau stabil. Perbedaan dari setiap individu akan nampak mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara merespons atau mempelajari hal baru. Selain itu Hippocrates, seorang bapak ilmu kedokteran dari Yunani yang hidup antara tahun 460-370 SM, mengemukakan teori empat tipe temperamen yang dimiliki oleh manusia. Keempat tipe temperamen ini disebabkan oleh empat macam cairan yang ada dalam tubuh setiap orang, yaitu darah, empedu kuning, empedu hitam, dan flegma (http://www.infogue.com).

Secara etimologi, temperamen berasal dari kata “Temper” yang berarti campuran (http://.indonusa.ac.id/). Berdasarkan arti kata ini, temperamen kemudian mendapat definisi secara konseptual. Definisi tempramen secara konseptual dapat diperhatikan dalam beberapa definisi ini. Tempramen adalah sifat seseorang yang disebabkan adanya campuran-campuran zat di dalam tubuh yang mempengaruhi tingkah laku setiap individu. Menurut Galenus temperamen adalah sifat-sifat kejiwaan yang ditentukan oleh campuran (komposisi) cairan-cairan dalam tubuh. Sedangkan Kretschmer mengartikan temperamen adalah bagian daripada kejiwaan yang agaknya dengan melalui darah secara kimiawi mempunyai korelasi dengan aspek jasmani. Ahli lain seperti Kohnstamm mendefinisikan temperamen adalah aku rohani yang bersangkutan dengan kostitusi jasmani dan dibawah sejak lahir (Sumadi Suryabrata, 51-52).

Teori temperamen pada mulanya dikemukakan oleh Hippocrates dan kemudian didukung oleh Galenus. Jadi, temperamen merupakan kombinasi pembawaan yang diwarisi melalui orangtua. Oleh karena itu maka setiap orang tidak sama tempramennya, tempramen ini merupakan warisan genetika orangtua.

Temperamen sebagaimana yang diuraikan di atas sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang, karena melalui temperamen menjadikan seseorang ramah, pemarah, penyabar, periang, dan pemurung. Selanjutnya seorang yang ekstrovert tetap ekstrovert (Tim LaHaye, Metanoia, 1999:14). Seseorang dapat memperlunak sikapnya yang ekstrovert, namun ia akan senantiasa tetap ekstrovert. Demikian pula halnya, meskipun seorang introvert dapat bertindak lebih agresif, namun ia tidak akan pernah menjadi ekstrovert. Dalam konteks pendidikan, setiap pendidik mesti memperhatiak tempramen peserta didik sehingga menolong guru melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Definisi-definisi tentang temperamen tersebut di atas menegaskan bahwa tempramen adalah aspek kejiwaan yang dibawa sejak lahir dan dipengaruhi oleh konstitusi jasmani. Oleh karena tempramen merupakan warisan genetika maka beberapa ahli menyatakan bahwa temperamen tidak dapat diubah, yang bisa diubah adalah karakter atau sifat-sifat yang terbentuk dalam diri setiap orang.


Facebook Comment

[facebook]