Menjadi Seorang Penafsir Alkitab

Alkitab adalah firman Tuhan. Untuk memahami firman Tuhan dalam Alkitab maka seseorang harus menafsir Alkitab. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan seorang Kristen dalam upaya menafsir Alkitab. Berikut syarat Menafsir Alkitab.

1. Seorang yang sudah dilahirkan kembali. Sudah tentu seorang yang belum di lahir barukan oleh Roh Kudus, juga dapat membaca dan mengerti kata-kata Alkitab, tetapi ini tidak berarti ia sudah mengerti seperti maksud Roh Kudus yang menginspirasikan Alkitab tersebut. Tidak akan mungkin seorang yang berlumuran dan bergelimang dengan dosa setiap hari dapat mengerti Firman Tuhan. Bagi seorang yang belum dilahirkan kembali, hal-hal rohani adalah hal yang tidak masuk akal, bodoh dan sebagainya (I Kor 2:14). Sebelum dilahirkan kembali dan dijamahkan oleh Tuhan, mata rohani seseorang belum terbuka, menjadi tumpul, dan lamban untuk mengerti dan melihat kebenaran Allah (Luk. 24:25; 31). Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan rohani, oleh karena itu harus dikerjakan orang-orang yang rohani pula. Penafsir Alkitab adalah menafsirkan Firman Allah yang kudus jadi harus ditafsirkan oleh orang-orang kudus yang sudah disucikan oleh darah Kristus dan diperbaharui kembali oleh Roh Kudus (Yoh 3:3).
2. Seorang memiliki sikap dan motifasi yang benar. Jika seseorang membaca Alkitab dengan sikap dan motivasi yang tidak benar, sudah tentu ia tidak memperoleh berkat dari pada-Nya. Karena itu seorang penafsir Alkitab yang baik harus bersikap:


a. Rindu akan Firman Allah (Mzm. 119:97; 133). Jikalau anak-anak Allah tidak cinta Allah, pasti mereka tidak akan rindu Firman Allah. Kerinduannya akan Firman Allah, membuatnya makin haus dan lapar akan kebenaran (Mat. 5:5; Ams. 8:11-14).
b. Seperti murid (Yes. 50:4) sebagai seorang murid orang Kristen harus mengakui kekurangannya dan bersedia belajar. Seorang penafsir (murid) harus bersedia membayar harga sama seperti gurunya (Mat. 10:24-25), yaitu belajar.
c. Memiliki iman (Ibr. 11:6) seorang yang hendak mempelajari Alkitab harus percaya bahwa Alkitab yang dibaca dan akan direnungkan adalah Firman Tuhan, mutlak tidak salah dan tidak kurang walaupun di dalam Alkitab terdapat ayat-ayat yang sulit di mengerti, tetapi bagi seseorang yang beriman akan menerima dan percaya pada kebijaksanaan Allah, semuanya kesulitan tersebut tidak menjadi persoalan bagi dirinya.
c. Rajin dan teliti (Kis. 17:11). Seorang awam yang membaca Alkitab dengan rajin dan teliti mungkin akan lebih mengerti Firman Allah dari pada seorang pelajar atau lulusan teologi yang tidak memperhatikan Alkitab. Kerajinan dan ketelitian membaca Alkitab membangkitkan kesungguhan-kesungguhan dan kesukaan yang mengalir alami dari diri seseorang (Mzm. 1:22; Ezr. 7:10).
d. Bertekat dalam menjalankan dan membagi-bagikan Firman Tuhan (Mat. 7:24-25; Yak. 1:22). Tekad yang demikian adalah sangat penting karena tanpa tekad menjalankannya, Firman Tuhan hanya merupakan pengetahuan yang abstrak saja, akan menjadi teori yang tidak berfungsi. Tetapi sebaliknya Firman Tuhan akan menjadi hidup, berarti, bermanfaat dan berfungsi, apabila pembacanya bersedia menjalankannya.

3. Seorang yang memohon dan mengandalkan pencerahan dari Roh Kudus (Yoh. 16;13) Alkitab bukan suatu buku manusia biasa saja, melainkan Firman Allah yang diilhamkan oleh Allah melalui Roh Kudus. Jadi Roh Kudus adalah pengarang utama atau sesunguhnya dari Alkitab. Sebagaimana Roh Kudus bekerja dalam hati para penulis Alkitab demikian pula roh Kudus akan bekerja dan member pengertian kepada para pembaca dan penafsir Alkitab, dan bahkan Ia akan memampukan untuk menguraikan dan melakukannya. Jadi untuk mengerti Firman Tuhan seseorang penafsir harus terbuka dan rendah hati mau datang kepada Roh Kebenaran untuk memohon pertolongan dari pada-Nya.

4. Seorang Yang Mau Belajar rendah hati, taat dan menghormati Firman Tuhan (Mat. 11:25; Kis. 3:42-46). Upahnya adalah makin diperkaya oleh kebenaran Firman Tuhan, bertumbuh dalam iman, dan memancarkan kehidupan (Luk. 10:42).
5. Seorang yang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan (Mzm. 92:13-16). Hubungan yang baik dengan Tuhan akan membawah seseorang larut dalam hadirat Tuhan; membuat seseorang mengerti apa kehendak dan rencana Tuhan dalam hidupnya. Demikian pula pada saatnya menafsir dan memberitakan Fiman, Tuhan akan memimpin dan menutunnya untuk menemukan apa yang Tuhan nyatakan dan sampaikan kepada dirinya dan jemaat-Nya.

Salam

Facebook Comment

[facebook]