Tas wanita

Tas wanita
Kali ini saya posting tentang model tas. Tulisan ini tentu dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa setiap kaum ibu memerlukan tas, khususnya para pendidik pastilah membutuhkan tas yang cocok dipergunakan dalam menemani kegiatan belajar-mengajar. Ketika seorang pendidik khususnya kaum perempuan yang menjadi pendidik, tidak akan pernah masuk kelas tanpa membawa tas. Tas yang dimaksud tentu bukan tas pakaian tetapi tas yang berhubungan dengan kegiatan belajar dan mengajar. Tas dipakai sebagai tempat menaruh alat-alat yang melengkapi kelancaran belajar-mengajar seorang pendidik.


Ada pendidik yang mencari tas dengan merek terkenal yang lagi trend, sedangkan yang lain mungkin tidak terlalu memperhatikan merek, yang penting ada tas yang dapat dipakai untuk menolongnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tas-tas yang dikehendaki seorang wanita, khususnya para guru pasti juga berbeda-beda. Dengan demikian tempat belanja tas juga pasti sudah dikenal secara baik. Ada yang mencarinya ke Senen, ada pula yang mencarinya di pasar ular atau pasar-pasar lain yang menjual tas yang berkualitas dengan harga terjangkau. Harga juga sering menentukan keputusan seorang ibu membeli tas. Ada yang senang membeli tas yang mahal, sementara yang lain mencari tas yang harganya murah atau diskon. Perburuan ini tentu juga berhubungan dengan model tas

Ada berbagai model dan merek tas tangan, mulai dari merek yang sangat terkenal tidak terkenal, tetapi sampai yang dipakai oleh para wanita. Tas tidak bisa dipisahkan dari kehidupan wanita. Semua orang berlomba untuk memiliki tas sesuai dengan zaman dan tren mode.
Ada berbagai titik pembelian, yaitu ada yang tersangkut di pasar, seperti matahari di mal, Ramayana dan lainnya. Ada juga yang dijual online. Pada awal 2016 banyak situs web secara agresif mempublikasikan melalui internet seperti melalui iklan yang muncul di situs web yang menginformasikan penawaran untuk produk, seperti membeli tas secara online. Beberapa menawarkan diskon hingga 90%. Silakan kunjungi situs web yang menawarkan penjualan online, misalnya di mataharimall.com dan lainnya.

Bayangkan tas-tas berikut termasuk tas tangan dengan kualitas terkenal, yang dibeli dengan harga diskon. Jadi, kehadiran tas itu penting bagi seorang guruatau pendidik.

Semoga bermanfaat

Read More

Dampak dari disiplin belajar

Dampak dari disiplin belajar
Disiplin anak memiliki nilai pendidikan, atau disiplin adalah alat pendidikan yang dapat mendatangkan manfaat bagi peserta didik. Pendidikan dilakukan mengarah pada tujuan yang telah ditentukan maka ada ahli yang menyatakan bahwa disiplin pada anak adalah alat pendidikan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu perubahan dalamkecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik. Alat pendidikan ialah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini seorang pendidik dalam menggunakan alat pendidikan mesti menggunakan secara bijaksana. Jangan sampai pemanfaatan disiplin anak menjadi hal yang buruk bagi pendidikan anak. Ada yang menyatakan bahwa disiplin atau hukuman sebagai salah satu teknik pengelolaan kelas. Walaupun masih ada perdebatan tentang aspek ini. Namun alasan yang dikemukakan yakni, disiplin sebenarnya tetap diperlukan dalam keadaan sangat terpaksa, katakanlah semacam pintu darurat yang suatu saat mungkin diperlukan. Disiplin anak merupakan alat pendidikan represif, disebut juga alat pendidikan korektif, yaitu bertujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar dan/atau yang tertib.
Alat pendidikan represif diadakan terhadap seorang peserta didik bila terjadi apa yang disebut dengan terjadinya suatu perbuatan yang diangap bertentangan dengan peraturan-peraturan yang ada di sekolah atau singkatnya anak melanggar aturan yang ditetapkan.


Hakikat Displin

Beberapa definisi hukuman telah dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya: Disiplin adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan adanya nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya. (Amin Danien Indrakusuma, 1973:14).
Disiplin adalah memberikan atau mengadakan nestapa/penderitaan dengan sengaja kepada anak yang menjadi asuhan kita dengan maksud supaya penderitaan itu betul-betul dirasainya untuk menuju kearah perbaikan. (Suwarno, 1981:115).
Beberapa manfaat dari disiplin dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. anak tidak menganggap remeh suatu pekerjaan, khususnya belajar
b. anak tidak banyak mengulur waktu belajar
c. anak mempunyai sikap tanggung jawab yang besar
Jadi ada dampak positif dari suatu disiplin bagi kehidupan anak. Anak terbiasa disiplin. Berbeda dengan anak” yang tidak sama sekali menerapkan sikap disiplin dalam dirinya akan sangat terganggu dalam kegiatan sehari”nya dalam hal akademik pun mungkin bisa dibilang mereka lemah. Anak yang kurang mendapat disiplin akan terbentuk kepribadian yang kurang baik atau ada dampak negatifnya. Dampak negative dari anak yang tidak mempunyai rasa disiplin yang besar yaitu:
a. anak menganggap remeh suatu pekerjaan
c. anak suka mengulur waktu
3. anak tidak sama sekali mempunyai rasa tanggung jawab yang besar, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu perlunya disiplin dalam keluarga. Keluarga yang mendisiplin anak untuk belajar maka akan menghasilkan anak yang berdisiplin dalam belajar. Belajar adalah perubahan dalam diri anak. Perubahan itu meliputi perubahan kognitif (perubahan pengetahuan), perubahan afektif dan psikomotorik. Ketiga perubahan ini penting dan harus seimbang dalam diri anak. Orangtua tidak mengutamakan satu perubahan tetapi pada tiga perubahan itu.
Perubahan kognitif memampukan anak punya sejumlah pengetahuan untuk berkarya dalam kehidupan nyata. Sedangkan perubahan afektif dan psikomotorik menunjang terwujudnya perubahan kognitif dalam kehidupan nyata. Misalnya produksi Tas. Tas ada karena perubahan pikiran manusia, kemudian perubahan pikiran (memikirkan bagiamna membuat tas), kemudian diwujudkan dengan ketrampilan membuat tas akhirnya jadilah sebuah tas.
Tas wanita: dapat dibeli di pasar maupun secara online
Tas yang nampak ini merupakan hasil dari perubahan yang terjadi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik karena belajar yang dilakukan oleh seseorang. Bila tidak ada kegiatan belajar maka tidak ada perubahan dalam pikiran, ketrampilan dan sikap. Tetapi melalui belajar terjadilah perubahan dalam pikiran, ketrampilan dan sikap. Melalui perubahan itu manusia mengolah sumber daya alam untuk menjadi alat untuk mengatasi masalah dalam kehidupan manusia. Tas yang ada juga menunjukkan bahwa manusia menghadapi masalah yaitu bagaimana membawa barang-barang tertentu dalam perjalanan, maka hal kemudian mendorong lahirnya produksi tas. Tas ini kemudian dapat dipakai untuk keperluan manusia. Dalam menjual tas baik offlain maupun online tetap dibutuhkan kecakapan berpikir, ketrampilan dan sikap.
Tas wanita: dapat dibeli di pasar maupun secara online

Silakan Berkungjung ke OKTAGON dan berbelanja sesuai kebutuhan
Read More

Unsur Disiplin: Hadiah

Unsur Disiplin: Hadiah
Anak yang mentaati disiplin perlu mendapat hadiah berupa pujian dan hadiah dalam bentuk pemberian barang-barang yang dirundukan oleh anaknya. Misalnya pemberian hadian Hp bagi anak yang berprestasi dalam belajar. Dan lain sebagainya. Orangtua harus konsisten dalam melaksanakan disiplin. Pemberian hadiah member dorongan terhadap anak untuk lebih berprestasi.

Salah satu disiplin anak adalah member hadiah atau pujian kepada anak yang bertanggungjawab atas aturan di rumah, misalnya rajin belajar dan mendapat prestasi yang baik. Kepada anak yang taat pada peraturan diberi hadiah yang bersifat mendidik. Dalam mendidik disiplin anak, orangtua juga perlu modal. Artinya modal tersebut diperlukan untuk memberikan hadiah bagi anak ketika anak melakukan perilaku disiplin yang baik. hadiah tidak selalu harus yang mahal, bisa saja hadiah berupa pujian dan sanjungan yang memotivasi anak untuk mengulangi dan memperkuat perilaku disiplinnya. Biasanya hadiah akan efektif jika memang hadiah tersebut merupakan sesuatu yang diharapkan atau diinginkan oleh anak. hadiah harus konkrit, maksudnya jika sudah berjanji memberikan hadiah, sebaiknya orangtua menepati janjinya. Jangan sekali-kali berbohong dengan berjanji akan memberikan hadiah, tetapi setelah anak berhasil disiplin, hadiah tidak diberikan.

Para orangtua harus menyadari bahwa pemberian hadia bertujuan sebagai dorongan pada anak untuk tetap mempertahankan tingkah laku atau prestasinya yang baik. Bila tujuannya ingin mengubah tingkah laku anak sebaiknya jangan memberikan hadiah barang, kecuali untuk pertama kali dalam jangka waktu yang panjang, misalnya saat anak masuk sekolah, belikan tas atau buku. Bila anak sudah terlanjur menyukai hadiah barang, ubahlah dengan sikap yang sabar, ulet, dan konsisten. Perubahan ke hadiah non-barang pun harus dilakukan secara bertahap dan jangan memaksa. Perlu ada kekompakan antara ayah dan ibu dalam memberikan hadiah atau reward pada anak. Ketika orangtua memutuskan untuk memberikan hadiah non-barang, lakukan dengan sungguh-sungguh, dalma arti ungkapan kasih sayang, seperti pelukan atau ciuman diberi dengan tulus. Selain itu konsisten dalam memberi hadiah non-barang. Hadiah non-barang harus proporsional, efisien, dan tepat waktu. Adakan evaluasi seusai hadiah diberikan, apakah ada penguatan perilaku pada anak. Hadiah yang diberikan kepada anak juga jangan berlebihan. Hadiah atau reward yang diberikan sebaiknya bertujuan reinforcement yang bersifat positif (http://www.angelfire.com/mt/matrixs/psikologi2.htm)

Semoga bermanfaat
Read More

Unsur Disiplin: Sanksi

Unsur Disiplin: Sanksi
Aturan dibuat untuk ditaati. Anak yang tidak mengikuti aturan mesti mendapat disipin yaitu hukuman. Sedangkan anak yang mentaati aturan mendapat pujian dari orangtua. Sanksi dan pemberian motivasi harus berlangsung secara adil. Artinya setiap anak diperlakukan secara sama. Saksi sering berjalan seiring dengan system kekuasaan yang berlangsung dalam keluarga. Ada keluarga yang orangtuanya otoriter, ada pula yang permisif dan demokratis. Semuanya menentukan disiplin dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.

Para orang tua berkewajiban untuk mendisiplin anak. Akan tetapi karena keterbatasan pengetahuan, orang tua seringkali mengadopsi cara disiplin yang dilakukan oleh orang tua di masa lalu tanpa mencerna apakah disiplin yang diberikan itu terlalu keras atau tidak. Di sini harus dipahami bahwa perlu memberikan disiplin yang tepat dalam mendidik anak. Jika disiplin yang orangtua berikan itu belum tepat atau terlalu keras, maka apa yang harus dilakukan adalah mendisiplin dengan tepat.

Sering yang terjadi yakni bahwa orangtua mendisiplin anak dari pengalaman didisiplin oleh orang tua sendiri. Hal ini disebabkan karena menganggap bahwa disiplin yang diwarisi dianggap masih relevan dengan anak-anak zaman sekarang, sementara disiplin itu berlebihan namun karena menganggap bahwa disiplin yang diwarisi bertahan lama, sehingga ada kecenderungan bahwa disiplin bahwa disiplin seperti itu adalah baik. Dengan demikian orangtua masa kini melestarikan metode pendisiplinan yang sama sebagaimana yang diterima dari orangtua pada masa lampau. Sering pola disiplin pada masa lampau bersifat disiplin yang keras namun pola itu terserap dalam diri orangtua masa kini. Seringkali disiplin yang berlebihan lahir dari rasa lepas kendali. Para orangtua tidak lagi tahu harus berbuat apa kepada anak dan dalam frustrasi yang besar, maka sering orangtua gagal menguasai diri dalam member disiplin kepada anaknya, dan cenderung menggunakan disiplin berlebihan bila orangtua merasa ditantang oleh anak. Sikap anak yang kurang sesuai dengan kehendak orangtua membuat orangtua merasa dilecehkan, akibatnya mendatangkan amukan atau amarah orangtua. Dan kadang orangtua mendisiplin anak dengan disiplin yang. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan orangtua akan cara lain yang lebih efektif untuk mendisiplinkan anak. Pola disiplin yang diwariskan adalah dengan cara memukul yaitu dari memukul perlahan sampai memukul keras. Sering juga terjadi bahwa, orangtua menyimpan rasa tidak suka kepada anak tertentu karena sifatnya yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua dan kepadanya cenderung menggunakan disiplin berlebih. Akan hal ini perlu dihindari. Harus member disiplin secara adil kepada setiap anak (www.telaga.org)

Pada dasarnya kita harus mendisiplin anak sesuai : (a) usia, (b) karakter, dan (c) kesalahan anak. Selalu pertimbangkan usia anak dalam mendisiplin anak. Jangan samakan anak usia 3 tahun dengan anak usia 13 tahun. Juga, pertimbangkan karakter anak. Anak yang berkarakter keras dan membangkang memerlukan ketegasan dibanding anak yang berkarakter lembut dan penurut. Para orangtua harus mengenakan disiplin yang sesuai dengan kesalahan anak. Jangan menghukum anak berlebihan untuk kesalahan yang sepele. Amsal 14:17 mengingatkan, "Siapa lekas naik darah berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana bersabar." (www.telaga.org)

Semoga bermanfaat
Read More

Tiga unsur penting dalam disiplin Belajar: Hukum atau peraturan

Tiga unsur penting dalam disiplin Belajar: Hukum atau peraturan
Ada beberapa unsure dalam disiplin, yaitu hukum atau peraturan yang berfungsi sebagai pedoman penilaian, sanksi atau hukuman bagi pelanggaran peraturan itu, dan hadiah untuk perilaku atau usaha yang baik. Menurut Marthen Leman, ada beberapa unsur penting dalam disiplin yang harus diperhatikan. Unsur yang dimaksud Leman (http://leman.or.id), yaitu:
Hukum/peraturan Setiap keluarga memiliki peraturan-peraturan yang berlaku dalam keluarga. Aturan-aturan itu mesti dipatuhi oleh anggota keluarga. Dalam keluarga ada anak. Setiap anak perlu dibimbing menuju kemanusiaan. Anak wajib mengikuti aturan yang berlaku dalam rumah. Khususnya dalam konteks belajar, setiap keluarga memiliki aturan bagi anaknya untuk belajar. Ada aturan belajar pada malam hari, persiapan mengikuti ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Ada orangtua yang menentukan aturan jam belajar yang mesti diperhatikan anaknya.
Hukum atau peraturan dalam rumah dalam hubungannya dengan belajar adalah orang tua membentuk disiplin belajar anak di rumah dengan peraturan seperti: membuat jadwal belajar; mengajak, mengontrol, dan mendampingi anak dalam belajar; mengikutkan tambahan belajar di luar rumah dan sebagainya.
Jadi, perlu ada aturan di rumah tentang belajar anak. Anak tidak cukup hanya belajar di sekolah tetapi di rumahpun anak harus belajar. Di rumah orangtua memiliki peranan yang sangat besar dalam mendisiplinkan anak untuk belajar. Mendisiplinkan anak untuk belajar di rumah dapat dilakukan dengan cara sebagaimana yang disebutkan di atas. Intinya ada aturan di rumah tentang belajar anak. Anak diatur demikian rupa sehingga mendapat prestasi belajar yang baik.
Selain peraturan yang dijelaskan di atas, unsure disiplin tentang hukum atau aturan di rumah tentang belajar dapat dipahami dalam beberapa bentuk disiplin tentang belajar. Bentuk disiplin belajar itu dimaksudkan agar anak dapat mengalami disiplin yang bernilai positif bagi kemajuan kecakapan dalam dirinya. Kecakapan dalam diri anak mesti dikembangkan oleh orangtua dan guru. Salah satunya dapat dilakukan melalui disiplin belajar. Melakukan belajar berarti mengalami perubahan. Perubahan itu memungkinkan anak mampu mempertanggungjawabkan kecakapan itu dalam kehidupan di masyarakat. Anak terlahir dan berkarya dalam masyarakat. Itulah sebabnya anak mesti mengalami disiplin yang cocok dengan dirinya.
Read More

Disiplin belajar anak di rumah

Disiplin belajar anak di rumah
Kata disiplin berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Kata disiplin kemudian mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian, yaitu:
1. Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah 2. Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran/hokum atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian.
3. Disiplin diartikan sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. 4. Disiplin diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab seseorang.
5. Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai -nilai yang dipercaya.
6. Disiplin juga berrati melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawab setiap orang. (Wikipedia)
7. Disiplin berarti, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku.
8. Disiplin belajar adalah unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan seorang anak untuk belajar bahkan dapat pula sebaliknya.
9. Disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dan diberlakukan di keluarga.
Jadi, disiplin adalah faktor-faktor pengikat belajar yang menjadi kekuatan yang dapat memaksa seorang anak, untuk mematuhi peraturan serta prosedur belajar yang telah disepakati, ditentukan oleh orangtua sehingga anak berpedoman pada aturan tersebut.

Seorang anak usia belajar berada dalam konteks pengawasan orangtua sehingga disiplin dapat dipahami sebagai tindakan kepatuhan anak untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan anak untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku dalam keluarga. Dalam teori disiplin, ada yang menyatakan, disiplin merupakan kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun.( Asy Mas’udi, 2000:88). Semnatara yang lain menyatakan: Disiplin merupakan sikap kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Dengan demikian disiplin bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien”( Kadir,1994:80). Teori yang ketiga, yaitu disiplin merupakan "Suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pridadi dan kelompok”. (Djamarah,2002:12)

Berdasarkan penjelasan di atas, kita menyimpulkan disiplin sebagai berikut:

a.Disiplin merupakan sikap patuh kepada waktu dan peraturan yang ada atau disiplin mengandung arti adanya kesediaan. b.Dalam disiplin terkandung dua makna yaitu patuh waktu dan juga peraturan atau tata tertib. c.Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap peraturan yang telah dibuat untuk ditaati. d.Disiplin juga berkorelasi dengan dengan sanksi yang diberi kepada pihak yang melanggar aturan (anak)
Read More
[facebook]