Unsur Disiplin: Sanksi

Aturan dibuat untuk ditaati. Anak yang tidak mengikuti aturan mesti mendapat disipin yaitu hukuman. Sedangkan anak yang mentaati aturan mendapat pujian dari orangtua. Sanksi dan pemberian motivasi harus berlangsung secara adil. Artinya setiap anak diperlakukan secara sama. Saksi sering berjalan seiring dengan system kekuasaan yang berlangsung dalam keluarga. Ada keluarga yang orangtuanya otoriter, ada pula yang permisif dan demokratis. Semuanya menentukan disiplin dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.

Para orang tua berkewajiban untuk mendisiplin anak. Akan tetapi karena keterbatasan pengetahuan, orang tua seringkali mengadopsi cara disiplin yang dilakukan oleh orang tua di masa lalu tanpa mencerna apakah disiplin yang diberikan itu terlalu keras atau tidak. Di sini harus dipahami bahwa perlu memberikan disiplin yang tepat dalam mendidik anak. Jika disiplin yang orangtua berikan itu belum tepat atau terlalu keras, maka apa yang harus dilakukan adalah mendisiplin dengan tepat.

Sering yang terjadi yakni bahwa orangtua mendisiplin anak dari pengalaman didisiplin oleh orang tua sendiri. Hal ini disebabkan karena menganggap bahwa disiplin yang diwarisi dianggap masih relevan dengan anak-anak zaman sekarang, sementara disiplin itu berlebihan namun karena menganggap bahwa disiplin yang diwarisi bertahan lama, sehingga ada kecenderungan bahwa disiplin bahwa disiplin seperti itu adalah baik. Dengan demikian orangtua masa kini melestarikan metode pendisiplinan yang sama sebagaimana yang diterima dari orangtua pada masa lampau. Sering pola disiplin pada masa lampau bersifat disiplin yang keras namun pola itu terserap dalam diri orangtua masa kini. Seringkali disiplin yang berlebihan lahir dari rasa lepas kendali. Para orangtua tidak lagi tahu harus berbuat apa kepada anak dan dalam frustrasi yang besar, maka sering orangtua gagal menguasai diri dalam member disiplin kepada anaknya, dan cenderung menggunakan disiplin berlebihan bila orangtua merasa ditantang oleh anak. Sikap anak yang kurang sesuai dengan kehendak orangtua membuat orangtua merasa dilecehkan, akibatnya mendatangkan amukan atau amarah orangtua. Dan kadang orangtua mendisiplin anak dengan disiplin yang. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan orangtua akan cara lain yang lebih efektif untuk mendisiplinkan anak. Pola disiplin yang diwariskan adalah dengan cara memukul yaitu dari memukul perlahan sampai memukul keras. Sering juga terjadi bahwa, orangtua menyimpan rasa tidak suka kepada anak tertentu karena sifatnya yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua dan kepadanya cenderung menggunakan disiplin berlebih. Akan hal ini perlu dihindari. Harus member disiplin secara adil kepada setiap anak (www.telaga.org)

Pada dasarnya kita harus mendisiplin anak sesuai : (a) usia, (b) karakter, dan (c) kesalahan anak. Selalu pertimbangkan usia anak dalam mendisiplin anak. Jangan samakan anak usia 3 tahun dengan anak usia 13 tahun. Juga, pertimbangkan karakter anak. Anak yang berkarakter keras dan membangkang memerlukan ketegasan dibanding anak yang berkarakter lembut dan penurut. Para orangtua harus mengenakan disiplin yang sesuai dengan kesalahan anak. Jangan menghukum anak berlebihan untuk kesalahan yang sepele. Amsal 14:17 mengingatkan, "Siapa lekas naik darah berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana bersabar." (www.telaga.org)

Semoga bermanfaat

Facebook Comment

[facebook]