1. Sanguin
Kata sanguin dalam bahasa inggris “sanguine” yang artinya selalu riang dan penuh harapan, optimist berwarna merah yang menandakan sehat (Peter Salim, 1991: 1707). Orang yang memiliki temperamen sanguin dalam tubuhnya lebih banyak mengandung cairan darah. Untuk itu, jika salah satu cairan ada dalam tubuh manusia melebihi proporsi yang seharusnya, maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat tersebut dapat mendasari tingkahlaku setiap individu. Sanguin memiliki kelebihan-kelebihan dan juga kekurangan yang sangat berbeda dengan temperamen lain.
Kelebihan-kelebihan sanguin:
Orang yang memiliki temperamen sanguin sangat bersemangat dalam hidupnya, selalu tampak ceria, hangat, bersahabat dan sangat menikmati hidup. Selain itu sanguin dapat menerima segala keadaan dan kesan-kesan yang dilihatnya dengan mudah mempengaruhi hatinya. Sanguin mempunyai kecenderungan untuk menghangatkan setiap orang dengan kelancaran percakapannya yang riang gembira. Ole Hallesby mengatakan, “sifat seorang sanguin yang naif, spontan dan periang itu membuat banyak orang senang kepadanya.” (Tim LaHaye, Metanoia, 1999:12). Ia benar-benar ikut merasakan sukacita dan kesusahan orang-orang yang dihadapinya dan dapat membuat orang yang dihadapinya itu merasa dirinya penting, seakan-akan seorang sahabat yang istimewa. Orang yang memiliki tipe sanguin tidak pernah kehabisan kata-kata, jarang menunggu orang lain berbicara, tetapi biasanya dialah yang mendahului berbicara ia dapat membawakan cerita dengan menarik karena sifatnya yang hangat dan penuh emosi, seakan-akan menunjukan bahwa ia sedang mengalami apa yang diceritakannya itu. Caranya berbicara yang ramai dengan suara yang keras dan ramah tamah itu membuat dia lebih mantap dari keadaan dirinya yang sesungguhnya. Tetapi semangat dan perilakunya yang menyenangkan itu dapat membawa dia melewati liku-liku kehidupan yang berat. Sikapnya yang tulus dan terbuka membuat orang tidak melawan dan menolak dia.
Kelemahan-kelemahan sanguin:
Orang sanguin cenderung berkemauan lemah dan tidak memiliki disiplin sehingga akhirnya menyebabkan mereka lebih mudah berdusta, tidak jujur dan tidak dapat diandalkan. Tanpa disiplin pribadi tidak ada keberhasilan (Tim LaHaye, Metanoia, 1999:56). Karena melalui disiplin dapat mengantar seseorang untuk mencapai kesuksesan. Sanguin jarang membuat rencana ke depan, namun biasanya begitu tiba tugas mereka langsung bekerja. Ketika bekerja mereka sering merasa takut mengalami kegagalan secara pribadi, penolakan atau dicela. Dari pada menghadapi celaan, lebih baik mereka menyembunyikan kekeliruan. Pembawaan sanguin yang paling curang, membuatnya benar-benar melumpuhkan potensi rohaninya. Ia mudah mempengaruhi orang lain dengan pikirannnya dan membengkokkan kebenaran, itulah sebabnya ia sering kali menginjak-injak hak orang lain dan memanfaatkan orang lain.
Salah satu tokoh dalam Alkitab yang memiliki temperamen sanguin yaitu rasul Petrus. (Tim Lahaye, 1971:35) Pada saat Tuhan datang menemui para murid-Nya dengan berjalan di atas permukaan air, Petrus berseru dan menjawab Dia, Tuhan, apabila engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan diatas air. Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Tuhan Yesus” (Mat.14:28-29). Kisah ini melukiskan ciri temperamen sanguin yang ada pada pribadi Petrus. Selain itu Petrus memperlihatkan wataknya yang selalu berbicara ketika ia bersama dengan Yakobus dan Yohanes dan diajak oleh Yesus untuk mendaki sebuah gunung (Mat. 17:1-13), kata Petrus kepada Yesus, Tuhan betapa bahagianya kami berada di tempat ini, jika Engkau mau biarlah kudirikan disini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Sanguin tidak mengetahui apa yang sepatutnya di perbuatnya, ia berbicara. Ucapannya biasanya tidak cocok dengan waktunya. Demikian halnya dengan Petrus, tidak seorangpun mengajukan pertanyaan kepadanya tetapi ia merasa harus menjawab mereka. Kemudian sifat spontan dari temperamen Petrus terlukis jelas pada kejadian di taman Getsemani (Yoh.18:10), ketika prajurit-¬prajurit disuruh oleh imam-imam kepala dan orang Farisi untuk menangkap Yesus, maka Simon Petrus yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba imam besar dan memutuskan telinga kanannya.” Ini menandakan bahwa orang-orang yang berteperamen sanguin adalah aktivis, bukan ahli pikir, jika mengalami tekanan mereka akan melakukan sesuatu.
2. Kolerik
Kolerik artinya cairan empedu kuning, (choler) artinya aktif yang kuat. (Peter Salim,1991: 327). Yang bertemperamen ini keras, penuh semangat, bertindak cepat, aktif, praktis dan berkemauan keras. Hal ini dipengaruhi oleh cairan yang ada di dalam tubuhnya.
Kelebihan-kelebihan kolerik:
Orang yang memiliki temperamen kolerik adalah seorang yang berkemauan keras dalam mencapai sesuatu, dan cenderung bersikap tegas serta berpendirian dalam mengambil keputusan. Koleris adalah tipe orang menyukai aktivitas, bagi dia hidup adalah aktivitas (Tim LaHaye, 1992: 37). Ia tidak perlu dirangsang oleh lingkungan justru ia yang merangsang lingkungan melalui ide-idenya yang tidak pernah berakhir. Kolerik tidak mudah menyerah terhadap tekanan orang lain, justru melalui hal itu semakin mendorongnya untuk terus maju. Bersikap tegas dalam menghadapi persoalan¬persoalan dan seringkali berani melawan ketidakadilan sosial terhadap keadaan yang tidak benar. Kolerik dapat mengambil keputusan yang mantap dan seringkali ia berhasil dimana orang lain mengalami kegagalan. Hal ini bukan karena rencana-rencananya lebih baik daripada orang lain, tetapi karena ia terus maju meskipun orang lain sudah putus asa dan berhenti. Bila pepatah “menjadi pemimpin karena bakat bukan karena latihan” maka koleris adalah orang yang berbakat memimpin. Kolerik adalah seorang yang disiplin dan memiliki tekat bulat, ia sangat percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan sangat agresif. Segala sesuatu bagi dia dipertimbangkan dengan melihat manfaat yang ada di dalamnya.
Kelemahan-kelemahan kolerik:
Kolerik adalah sifat orang yang suka mengatur, suka menunjuk atau memerintah serta tidak segan-segan memperalat orang lain untuk mencapai maksud dan tujuannya. Kolerik suka memberikan komentar yang lebih tajam dan menusuk hati dan menyinggung perasaan sehingga dapat melemahkan orang dan meremukkan orang yang kurang memiliki semangat juang. Seorang kolerik yang berbahagia adalah kolerik yang menemukan bahwa lidah dapat menjadi sebuah senjata penghancur yang ganas atau sarana kesembuhan.( Tim LaHaye,60). Artinya jika orang yang bertemperamen koleris mengenal pentingnya pengucapan kata-kata yang menguatkan dan menghibur, maka ia akan berusaha mengendalikan perkataannya. Kecenderungan kolerik tidak peka terhadap orang lain, tidak memperhatikan perasaan orang lain dan juga tidak dapat menunjukkan kasih secara wajar kepada orang lain.
Salah satu tokoh dalam Alkitab yang bertemperamen kolerik adalah Paulus (Tim Lahaye, 80). Sifat yang khas dari temperamen kolerik yang nampak pada rasul Paulus adalah kecakapannya memimpin. Hal itu dibuktikan dalam kegiatan-kegiatannya di majelis Yerusalem, dan juga terlihat pada masa perjalanannya yang pertama. Barnabas dan Paulus termasuk team penginjilan yang pertama (Kis. 3:10), kepemimpinan itu nyata dalam beberapa kesempatan yang terjadi ketika Paulus dan Silas menghadapi seorang hamba perempuan yang dirasuk “roh tenung”. Ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu, demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini (Kis.16:18). Kepemimpinan yang giat itu jelas digerakkan oleh Roh kudus, dan khas menjadi sifat dari pelayanan rasul Paulus. Selain itu orang¬-orang kolerik adalah pemberani sejak lahir, mereka selalu merupakan orang-orang pertama dalam setiap lingkungan masyarakat yang mencetuskan gerakan-gerakan pembaruan. Jika mereka melihat ketidakadilan sosial, orang kolerik bukan saja tersentuh hati, melainkan juga segera tergerak untuk bertindak.
Dalam Galatia 2 memberikan gambaran tentang sikap pemberani dari rasul Paulus. Ketika Kefas orang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, sehingga ketika Paulus melihat ketidakadilan ini hatinya digerakkan untuk membetulkan itu (Gal. 2:14). Paulus juga orang paling optimis di dunia, tanpa mengandalkan ketergantungan kepada sumber-sumber manusiawi. Paulus menjelajahi daerah-daerah yang belum dikenalnya dengan satu kepastian bahwa roh Tuhanlah yang mengirim dia untuk berbuat demikian. Di dalam II Kor.11:23-29, memberikan laporan mengenai beberapa penderitaan yang dialaminya sebagai hamba Yesus Kristus. Tetapi walaupun demikian, namun orang-orang yang optimis selalu mempertahankan tujuan-tujuannya. Jadi rahasia motivasi rasul Paulus adalah berasal dari Roh Kudus.
3. Phlegmatic
Menurut Hippocrates, cairan-cairan tubuh yang menghasilkan temperamen-temperamen yang tenang, dingin, lamban, santai, dan stabil disebut flip phlegmatic. Tim LaHaye, 18) Bagi phlegmatic hidup adalah pengalaman yang membahagiakan. Orang yang memiliki temperamen phlegmatic di dalam tubuhnya mengandung cairan phlegm (lendir).
Kelebihan-kelebihan phlegmatic:
Orang phlegmatis adalah orang yang sangat tenang dan santai sehingga nampaknya ia tidak pernah merasa terganggu, bagaimana pun keadaan di sekelilingnya. Bagi dia hidup adalah sebuah pengalaman yang menggembirakan, menyenangkan namun tanpa gairah dimana ia sedapat mungkin menghindari keterlibatan. Di balik temperamennya yang dingin, dan sifatnya yang pemalu itu, terdapat beberapa temperamen yang tergabung menjadi satu. Ia mempunyai perasaan yang jauh lebih dalam dari pada apa yang nampak pada wajahnya dan memiliki kemampuan untuk menghargai karya seni yang tinggi dan hal-hal yang baik dalam kehidupan. Orang phlegmatis tidak akan kekurangan teman karena ia mempunyai orang-orang dan mempunyai rasa humor yang sinis. Ia memiliki ingatan yang baik, kuat dan seringkali ia pandai sekali dalam menirukan sesuatu. Orang phlegmatis biasanya baik hati dan penuh perhatian, tetapi jarang sekali ia mengutarakan perasaannya yang sesungguhnya. Tetapi apabila sekali ia didorong untuk bertindak, akan terbukti bahwa ia orang yang paling efisien dan memiliki kemampuan yang hebat. Ia sendiri tidak ambisi untuk menjadi seorang pemimpin, tetapi apabila ia diberi tugas sebagai pemimpin, ia akan membuktikan diri sebagai seorang pemimpin yang mampu dan bertanggung jawab. Ia dapat menimbulkan suasana damai dan mempunyai sifat pembawaan suka memainkan orang. Kebutuhan yang terutama ialah: kasih, kebaikan, kelemah lembutan, penguasaan diri dan iman (www.mail-arcihive. Com)
Kelemahan-kelemahan plegmatis:
Orang phlegmatis mempunyai kelemahan yaitu tidak berani. Sekalipun ia mempunyai bakat atau talenta tapi sulit bagi dia untuk menyatakannya, cenderung diam, kalem dan ia memiliki kemampuan yang unik dalam melihat sesuatu pada orang lain. Merasa jengkel dengan semangat yang berkobar-kobar dari orang sanguin yang tidak pernah tenang, ia benci dengan kemurungan orang-orang melancolis, ia senang mematahkan rencana-rencana dan ambisi yang selangit dari orang kolerik.
Tokoh dalam Alkitab yang bertemperamen phlegmatis adalah Abraham. Sifat-sifat yang mengagungkan dari fhlegmatis yaitu sifat cinta damai, cenderung memperlihatkan ketentraman dan ketenangan. Sifat ini terlihat dalam pribadi Abraham ketika gembala-gembala ternaknya dan gembala-gembala ternak Lot mulai saling bertengkar. Abraham mengusulkan suatu jalan penyelesaian dengan berkata kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, antara gembalaku dan gembalamu, sebab kita ini adalah kerabat”(Kej. 8-9). Perkataan ini menandakan sifat Abraham yang mencintai kedamaian. Selain dari itu sifat lain dari plegmatis yang nampak pada pribadi Abraham yaitu perasaan takut. Sifat ini tampak ketika terjadi kelaparan di tempat tinggalnya, maka mereka pergi ke Mesir. Karena mengetahui Raja Firaun mencari perempuan untuk menjadi permaisuri, maka Abraham membujuk isterinya, katakanlah bahwa engkau adikku, supaya akan diperlakukan mereka dengan baik karena engkau dan aku dibiarkan hidup (Kej.12:10-20). Dari peristiwa ini Abraham merasa khawatir akan kebutuhan dan keamanan diri, Abraham tidak percaya pada perlindungan dan kuasa Tuhan.
4. Melankolis
Hippocrates seorang bapak kedokteran dari Yunani memberi nama dari cairan empedu hitam yang ada di dalam tubuh manusia yaitu melankolis. Yang artinya murung, “Yang sempurna” (Peter Salim, 1157). Tipe ini sangat berbeda dengan temperamen lain oleh karena melancholy memiliki sifat analitis, rela berkorban, berbakat, perfeksionis dan memiliki emosi yang sangat sensitif. helebihan-kelebihan melankolis:
Orang melankolis adalah pendiam, pemikir. Walaupun mereka tidak butuh banyak bicara seperti halnya orang yang bertemperamen sanguin, tapi orang Melankolis ini memiliki banyak akal dan suka mangucapkan kata-kata yang tepat di saat yang tepat. Melankolis berusaha mengejar kesempurnaan dalam segala yang penting bagi mereka kerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dan mereka membutuhkan ruang dan ketenangan dimana mereka dapat berpikir sebelum mereka berbicara, menulis atau bertindak.
Dari keempat temperamen tersebut, melankolis merupakan temperamen yang paling kaya, ia memiliki rasa seni yang tinggi, kemampuan analisis yang kuat perfeksionis, sensitive, berbakat, dan rela berkorban. Perasaan yang sangat berpengaruh dari seorang melankolis, ia adalah seorang yang introvert, tetapi apabila ia sedang berada dalam puncak sukacitanya, ia bisa menjadi ekstrovert. R.C.H. Lenski memberikan komentar mengenai sukacita yang indah: sukacita adalah salah satu kebajikan orang Kristen yang utama. Sukacita pantas mendapat tempat setelah kasih, pesimis adalah kesalahan yang buruk, ini bukan sukacita yang bodoh seperti yang diterima oleh dunia; ini adalah sukacita yang bertahan lama yang meluap-luap dari kasih karunia Allah, dari berkat-berkat yang adalah milik kita, yang tidak akan meredup oleh penganiayaan.( Tim lahaye ,131). Melankolik adalah orang yang paling dapat dipercaya, karena kecenderungannya untuk mencapai yang sempurna tidak membiarkan dirinya mengabaikan pekerjaannya atau nembiarkan orang lain kecewa bila mereka bergantung kepadanya. Ia biasanya menemukan nilai hidup paling berarti dalam pengorbanan diri. Sekan-akan mempunyai keinginan untuk membuat dirinya sendiri menderita, dan sering memilih pekerjaan yang sulit dan menuntut banyak pengorbanan diri, cenderung bersikap sangat teliti dan tekun dalam mencapai tujuannya dan besar kemungkinan ia akan menyelesaikan dengan sangat baik.
Kelemahan-kelemahan dari melankolis:
Temperamen melankolis sifat-sifatnya perfeksionis dan hati yang mengagumkan seringkali membawa sifat negatif, pesimis dan roh kritik yang tidak menguntungkan. Melankolis tidak senang terhadap dirinya sendiri, ia menyerang dirinya sendiri dan terus-menerus melakukan intropeksi sehingga ia tidak lagi memiliki rasa percaya diri dan harga diri. Cenderung membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dalam hal penampilan, talenta dan intelek, akibatnya merasa dirinya tidak baik. Orang melankolis sulit untuk percaya karena pada dasarnya ia jarang menghargai dirinya sendiri.
Pembawaan yang berpusat dalam diri sendiri serta sifatnya yang sensitif, menjadikan seorang melankolis mudah tersinggung. Ia tidak toleran dan tidak sabar terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengan dia. Akibatnya sulit bagi dia untuk bekerjasama dengan team dan seringkali sendirian dalam dunia bisnis.
Salah satu tokoh Alkitab yang bertemperamen melankolik adalah Musa(Tim Lahaye, 126-127). Orang-orang melankolik memiliki kemampuan dalam hal-hal dramatis dan pada kesempatan tertentu mencapai titik puncaknya. Hal ini terlihat dalam pribadi Musa pada saat dia menghadap Firaun raja Mesir, untuk menyampaikan peringatan Allah (Kel. 7,8). Selain itu salah satu ciri khas dari temperamen melankolis yaitu keinginannya untuk rela berkorban, cenderung untuk mengabdikan diri pada pekerjaan yang menuntut banyak pengorbanan diri. Setelah dewasa Musa menolak disebut anak puteri Firaun, ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah daripada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa (Ibr. 11:24-27). Jadi bagi orang melankolik mudah mengatasi segala tawaran dunia berupa hal-hal palsu dan mereka mengevaluasi hal-hal yang kekal.
Orang melankolis memiliki bakat asli yang hebat, tapi bakat itu sering dilalaikan karena dipengaruhi sifat merendahkan yang berlebih-lebihan. Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Musa di dalam semak belukar yang menyala, Tuhan mengutus Musa kepada Firaun untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir (Kel.3:10). Pada saat itu musa membeberkan perasaan rendah dirinya dengan menjawab, “Siapakah aku ini, maka aku mengahadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” aku tidak punya bakat apapun. Perkataan ini menandakan kekhawatiran Musa akan kuasa Tuhan (Mat.28:18-20). Kekhawatiran adalah bagian dari perasaan rendah diri dari temperamen melankolis.
Selanjutnya sifat melankolis yang patut dihargai adalah kesetiaannya dan kepercayaanya. Hal ini terlihat jelas dalam pribadi Musa selama empat puluh tahun pelayanannya kepada Allah. Setiap kali ia mengalami kesulitan, Musa selalu memohon pimpinan Tuhan. Ketika bangsanya mengeluh karena lapar, musa berdoa dan Allah menjawab doa itu dengan menurunkan manna dari sorga (Ke1.16). ketika mereka kekurangan air, Musa memukul gunung batu dan Allah lalu memberikan kepada mereka air yang melimpah-limpah (KeL 17), ketika mereka mengharapkan supaya air laut merah menjadi kering, Musa memukul air itu dengan tongkat atas nama Allah, maka menyibakkan air laut yang bergelora itu (Ke1.14). Dari berbagai kesulitan-kesulitan yang dialami oleh Musa dalam memimpin bangsa Israel, ia tidak tawar hati tetapi Musa selalu setia dan percaya kepada Tuhan.
Jadi, setiap peserta didik memiliki keunikan masing-masing. Kata “keunikan” ini menggantikan kata “kelebihan dan kekurangan”. Setiap orang memiliki berbagai sifat dan karakter masing-masing. Kalaupun ada kemiripan, tapi setiap orang tidak pernah memiliki kesamaan yang total. Untuk itu, guru pendidikan agama kristen mampu menemukan keunikan dari setiap temperamen yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga dapat mengarahkan peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Karna seorang guru yang baik adalah guru yang tidak dikuasai dlan berada dibawah situasi.( Stephen Tong, 53) Artinya pendidik Kristen mampu menempatkan diri dalam setiap keadaan yang dialami oleh peserta didik, baik sebagai pengajar, pembimbing dan juga sebagai orang tua kedua dari peserta didik.
Semoga bermanfaat